Manajemen Kelas

PENGELOLAAN KELAS
Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempaan pembelajaran murid. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri.
Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah membengun ekspektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian, memastikan murid merasakan pengalaman kesuksesan, selalu siap dan dapat dijangkau, selalu bertugas.
Focus psikologi pendidikan dahulu adalah disiplin. Dewasa ini fokusnya pada pengembangan dan pemeliharaan lingkungan kelas yang positif mendukung pembelajaran. Ini melibatkan strategi manajemen proaktif bukan focus pada penerapan disiplin secara ketat. Secara historis, kelas yang dikelola dengan baik disebut sebagai “mesin berpelumas baik”, tetapi sekarang kelas yang efektif dianggap seperti “saran aktivitas”.


Tujuan dan StrategiManajemen Kelas:
ü  Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan
ü  Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional


Prinsip penataan kelas:
a.       Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
b.      Pastikan anda dengan mudah melihat semua murid
c.       Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
d.      Pastikan murid dapat dengan mudah melihat presentasi kelas
Mengelola aktivitas kelas secara efektif:
a.       Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”
b.      Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif
c.       Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran
d.      Libatkan murid dalam bebagai aktivitas yang menantang.

Menciptakan lingkungan kelas yang positif yaitu dengan menggunakan manajemen kelas otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif. Gaya otoritatif adalah melakukan percakapan dengan murid, memerhatikan murid dan membatasi perilaku murid jika dibutuhkan. Pengajaran otoritatif berhubungan dengan perilaku murid yang kompeten.manajemen kelas yang efektif; menjaga kelancarandan kontinuitas pelajaran dan melibatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang. Bedakan antara aturan dan prosedur dan pertimbangkan kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Aturan kelas harus masuk akal dan penting, jelas dan dapat dipahami, konsisten dengan tujuan dan instruksional dan pembelajaran, dan kompatibel dengan aturan sekolah.

Pedagogi dan Andragogi

Pedagogi & Andragogi
·         Lingkup Aplikasi
Andragogy berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill), seperti pengembangan manajemen. Dengan demikian aplikasi andragogy berlaku di ruang-ruang kursus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan professional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain. Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andragogy dengan desain pelatihan berikut ini.
a.       Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu, fungsi, operasi, dan lain-lain.
b.      Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna, bukan menghafal.
c.       Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar dan kegiatan harus memungkinkan berbaga tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.
d.      Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajar menemukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.
Asumsi-asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa:
a.       Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik atau pelajar dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk mempelajarinya.
b.      Konsep diri. Peserta didik atau pelajar dewasa harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri dan harus diperlakukan sebagai diri pribadi yang mampu menentukan arah dirinya.
c.       Peran pengalaman belajar. Pesrta didik atau pelajar dewasa memiliki berbagai pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar. Namun demikian, pengalaman ini diilhami dengan bias dan prasangka.
d.      Kesiapan untuk belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa siap untuk belajar hal-hal yang perlu mereka ketahui agar dapat mengatasi secara efektif situasi kehidupannya.
e.      Orientasi belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa termotivasi untuk belajar apabila mereka merasa bahwa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan tugas-tugas yang dihadapinya sesuai dengan situasi kehidupan mereka.
·         Antonim Pedagogi
Andragogy adalah anonym atau kata yang berlawanan makna dengan pedagogi. Dalam pedagogi muncul kekhawatiran dengan transmisi konten, sementara pada andragogy focus perhatian pada bagaimana memfasilitasi akuisisi knten. Andragogy adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa. Sebagai antonym pedagogi, praksis andragogy didasari atas asumsi seperti berikut ini.
a.       Pelajar atau warga belajar dewasa bergerak menuju kemerdekaan dan mengarahkan dirinya sendiri.
b.      Pengalaman belajar adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga belajar dewasa.
c.       Rang-orang dewasa mempelajari apa yang perlu mereka ketahui, sehingga program belajar organisasi di sekitar aplikasi kehidupan mereka.
d.      Pengalaman belajar harus didasarkan sekitar pengalaman, karena kinerja orang terpusat dalam pembelajaran mereka.

Pebedaan  antara pedagogi dan Andragogi
ANDRAGOGI
PEDAGOGI
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
Diamsumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
Keterlibatan atau kontribusi peseta sangat penting
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide-ide dan contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh



Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
            Pelajar yang “tidak biasa” adalah anak-anak yang meiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Dahulu istilah “ketidakmampuan” (diability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmapuan.
Ketidakmampuan (disorder) dikelompokkan sebagai berikut:
Gangguan Indera
·         Gangguan Penglihatan/Tunanetra
a. kebanyakan dianjurkan memakai kacamata karena low vision.
b. buta secara edukasional/”educationally blind”
·         2. Gangguan Pendengaran/Tunarunggu
Anak-anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasa.
Masalah pendengaran memiliki dua pendekatan:
a. pendekatan oral antara lain menggunakan gerak bibir, speech reading dan sejenisnya
b. pendekatan manual adalah seperti bahasa isyarat dan mengeja jari.
Beberapa kemajuan medis dan teknologi dapat meningkatkan kemampuan belajar yang mengalami masalah pendengaran yaitu:
ü    Pemasangan cochlear dengan prosedur pembedahan.
ü    Menempatkan semacam alat di telinga
ü    Sistem hearing aids dan amplifikasinya
ü    Perangkat telekomunikasi, teletypewriter-telephone,dan radiomall
 Gangguan Fisik
a. gangguan ortopedik- gangguan ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
b. cerebral palsy- gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah(shaking), atau bicaranya tidak jelas.
c. gangguan kejang-kejang(seizure)- Jenis yang kerap kali dijumpai adalah epilepsi, yaitu gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Epilepsi muncul dalam beberapa bentuk berbeda. Bentuk yang paling umum adalah absent seizures, anak yang memiliki kejang-kejang dalam durasi singkat, tetapi bisa terjadi beberapa kali hingga ratusan kali dalam sehari. Bentuk epilepsy lainya adalah tonic-clonic. Anak akan kehilangan kesadaran dan menjadi kaku, gemetar dan bertingkah aneh. Bila parah, hal ini akan berlangsung selama tiga-empat menit.
Retardasi Mental
 kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ dibawah 70) dan sulit beradaptasi pada lingkungan sehari-hari. Tipe retardasi mental:
Tipe retardasi mental
Rentang IQ
Persentase
Ringan
55-70
89
Moderate
40-54
6
Berat
25-39
4
Parah
<25
1

Tujuan pendidikan Luar Biasa:
1.      Mengembangkan kehidupan anak didik sebagai siwa dan pribadi
2.      Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai anggota masyarakat.
3.      Mempersiapka siswa untuk dapat memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

4.      Mempersiapkan anak didik dan siswa untuk mengikuti pendidikan lanjutan
Diberdayakan oleh Blogger.