Psikologi pendidikan adalah cabang
ilmu psikologi yang mnegkhususkna diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikna.
Latar Belakang
Historis
Ada tiga printis terkemuka yang muncul di Awal sejarah psikologi
pendidikan sebelum abad ke-20:
1. William James. James mengatakan bahwa
eksperimen di laboratorium sering kali tidak bias menjelaskna kepada kita
bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia menegaskan pentingnya
mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu
pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang
sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan
tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
2. Jhon Dewey. Pertama, dari Dewey kita
mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learner).
Sebelum Dewey mengemukakan pandangan ini, ada keyakinan bahwa anak-anak
mestinya duduk diam di kursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan
sopan. Sebaliknya, Dewey percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik
juka mereka aktif. Kedua, ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan pada anak
secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Anak-anak seharusnya tidak hanya mendapat pelajaran akademik
saja, tetapi juga harus diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan
dunia luar sekolah. Anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah
secara reflektif. Ketiga, semua anak-anak berhak mendapat pendidikan yang
selayaknya.
3. E. L. Thorndike. Thorndike berpendapat
bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah
menanamkan keahlian penalaran anak.Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi
pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.
Diversitas dan Psikologi Pendidikan Awal
Sebelum adanya perubahan
undang-undang dan kebijakan hak-hak sipil pada tahun 1960-an, hanya ada
segelintir tokoh non-kulit putih yang berhasil mendapatkangelar dan bias
menembus rintangan diskriminasi rasial untuk melakukan riset di bidang ini. Dua
tokoh Amerika keturuna Afrika (Afrika-Amerika) yang menonjol di bidang
psikologi adalah Mamie dan Kenneth Clark, yang melakukan riset tentang
identitas dan konsep diri anak. Pada 1971, Kenneth Clark menjadi orang
Afrika-Amerika pertama yang menjadi presiden American Psychological
Association. Pada 1932, seorang psikolog dari Negara latin, George Sanchez
melakukan riset yang menunjukkan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah
dibiaskan dan merugikan anak-anak minoritas.
Seperti minoritas etnis lainnya,
perempuan juga menghadapi rintangan untuk mendapat pendidikan yang lebih tinggi
dan karenanya mereka lambat dalam mendapatkan pengakuan atas kontribusi mereka
terhadap riset psikologis
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
Hal ini
membutuhkan dua hal utama; (1) pengetahuan dan keahlian professional, dan (2)
komitmen dan motivasi
Pengetahuan dan Keahlian Profesional
·
Penguasaan
materi pembelajaran. Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan
memahami materi.
·
Strategi pengajaran.
Prinsip konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan yang menekankan
agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan
dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivis, guru bukan sekadar memberi
informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus mendorong anak untuk
mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir
secara kritis.
·
Penetapan
tujuan dan keahlian perencanaan instruksional. Guru yang efektif tidak
sekadar mengajar di kelas, entah itu ia menggunakan perspektif tradisional atau
konstruktivis.mereka juga harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun
rencana untuk mencapai tujuan itu.
·
Keahlian manajemen
kelas. Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu
menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru
yang efektif membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
·
Keahlian motivasional.
Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau
belajar. Guru yang efektif tahu bahwa
murid akan termotivasi saat mereka bias memilih sesuatu yang sesuai dengan
minatnya.
·
Keahlian komunikasi.
Yang juga amat diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara,
mendengar, dan mengatasi hambatan komunikasi verbal, mamahami komunikasi non
verbal dari murid, dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif. Guru yang
efektif juga bekerja untuk meningkatkan keahlian komunikasi pada murid.
·
Bekerja secara
efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang berlainan. Di dunia
yang saling berhubungan secara kultural ini, guru yang efektif harus mengetahui
dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitive
terhadap kebutuhan mereka. Guru yang efektif harus mendorong murid untuk
menjalin hubungan positif dengan murid yang berbeda.
·
Keahlian teknologi.
Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid. Guru yang
efektif tahu cara menggunakan computer dan cara mengajar murid untuk
menggunakan computer untuk menulis dan berkreasi.
Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif
juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan
perhatian kepada murid. Komitmen dan motivasi dapat membantu guru yang efektif
untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar. Guru yang
efektif juga punya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan
membiarkan emosi negative melunturkanmotivasi mereka.
Semakin
baik Anda menjadi guru, semakin erharga pekerjaan anda. Dan jika Anda semakin
dihormati dan sukses di mata murid, maka Anda akan merasa semakin bertambah
komitmen Anda.
0 komentar:
Posting Komentar