Home / Archive for April 2017
Testimoni Perkuliahan Psikologi Pendidikan
menurut saya selama menjalani perkuliahan terkhususnya mata kuliah Psikologi Pendidikan, saya mendapatkan banyak hal. menurut saya belajar itu hal yang membosankan. namun, selalu saja hal yang menarik dari semua pengalaman yang saya dapat. termasuk mengentri data di blog sendiri. ada juga salah satu dosen yang memberi coklat untuk mahasiswa yang aktif, dan yang paling berkesan adalah observasi ke Sekolah Dasar (SD). melihat bagaimana manajemen kelas di sekolah yang kami kunjungi.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN – OBSERVASI PENDIDIKAN
TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN – OBSERVASI PENDIDIKAN
TUGAS PENDIDIKAN : EVALUASI HASIL OBESERVASI
A. IDENTITAS SEKOLAH
NAMA SEKOLAH : SDN Percobaan Medan
ALAMAT SEKOLAH : jl. Sei petani no 19 Medan, Indonesia
UANG SEKOLAH : DANA BOS
KONSEP BELAJAR : K2013
B. URAIAN AKTIVITAS OBSERVASI
Hari pelaksanaan : kamis, 30 Maret 2017
Waktu pelaksanaan : 08:00-10:00 WIB
Pembagian Tugas : setiap anggota mengamati proses belajar mengajar di dalam kelas.
Narasumber : Hj.paujia rosmini mm (Kepala Sekolah)
Binaria Naibaho (Guru bid studi )
Beberapa pengajar ( guru)
C. OBJEK OBSERVASI
Objek yang di observasi dalam tugas ini adalah siswa – siswi dari kelas Kelas 1 , Kelas 5 unggulan , Kelas 6 ,Kelas 4 pada sekolah dasar negri percobaan Medan
D. LAPORAN OBSERVASI
1. Landasan
a. Teori Teori Operant Conditioning ( Teori Edward Thorndike )
Operant conditioning adalah pembelajaran di mana konsekuensi dari perilaku menyebabkan perubahan dalam probabilitas kejadian.
· Positive Reinforcement
Positive Reinforcement adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik sehingga respons menjadi meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung. . Konsekuensi yang dihasilkan dalam positive reinforcement adalah positif
· Negative Reinforcement.
Negative Reinforcement adalah peningkatan suatu frekuensi terhadap suatu perilaku yang positif karena hilangnya sebuah rangsangan yang merugikan (tidak menyenangkan).
· Punishment
Punishment merupakan konsekuensi negatif yang mengarah pada pengurangan frekuensi perilaku yang menghasilkannya. Punishment berbeda dengan negative reinforcement. Penguatan negatif lebih bertujuan untuk meningkatkan probabilitas dari sebuah perilaku, sedangkan hukuman lebih bertujuan untuk menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
b. Teori information-processing.
Tiga tahapan memori yaitu pengodean, penyimpanan, dan penarikan informasi kembali.
Teori pemroresan informasi terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
Ø Sensory register : adalah tahapan menangkap informasi melalui penginderaan atau proses sensoris tubuh
Ø Short Term Memory : adalah informasi yang diperoleh melalui proses sensoris disimpan sebagai memori STM dengan memperhatikan detil tertentu dari informasi.
Ø Long Therm Memory : adalah informasi yang tersimpan dalam jangka waktu yang lama. Ingatan pada LTM memerlukan pemindaian secara seksama agar mendapat ingatan yang seutuhnya serta menyeluruh.
2. Metode Observasi
Riset deskriptif. Riset ini bertujuan mengamati perilaku. Misalnya seorang ahli psikology pendidikan mengamati sejauh mana anak anak bersifat agresif di dalam kelas, atau mewawancarai guru tentang sikap mereka terhadap jenis strategi tertentu.
Untuk memenuhi tugas observasi ini, kami menggunakan metode seperti yang diatas karena kami hanya mengamati bagaimana proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa. Kami juga mengamati bagaimana interaksi yang terjadi saat proses belajar berlangsung.
3. Manajemen kelas
Kelas yang di observasi terdiri seitar 36 siswa pada tiap kelas. Dimana jumlah siswa yang semakin banyak bisa menurunkan daya konsentrasi dan semnagta belajar serta motivasi yang di berikan. Serta terjadi ketidak efektifan proses belajar. Ruang kelas menggunakan penataan pengelompokan dimana terdapat meja yang di satukan dan dalam setiap meja terdiri atas 5 sampai 6 siswa. Proses pengelompokan ini membuat siswa belajar berinteraksi dan bekerja secara tim dalam satu meja.
E. RANGKUMAN HASIL OBSERVASI
Penerapan teori teori yang terjadi paa proses beljar di kelas observasi memberikan manfaat dimana murid lebih memahami apa yang di sampaikan guru dan mudah untuk bagaimana mereka mengerjakan soal , tugas yang di berikan dan juga merupakan latihan untuk belajar terhadap materi yang telah di berikan
Sekolah menggunakan sistem k2013 dimana murid di tuntut aktif di dalam kelas . kelas juga di setting sedemikian rupa agar murid dapat berinteraksi dan berkelompok . kami melihat di beberapa kelas di tampilkan hasil karna anak anak. Mulai dari kreatifitas dengan menggambar atau membuat maket. Ada juga yang beberapa tanaman mini hasil karya anak anak . proses belajar terjadi teratur karna di bentuk seperti kelompok kelompok maka pusat perhatian siswa tidak tertuju dalam satu posisi namun siswa dapat mengeksplore ke berbagai sudut.
Siswa juga mempunyai salam pkk yang mempunya nilai luruh sehingga dapat memicu penerapan karena di ucapkan setiap hari. Sebelum belajar mereka melakukan salam ppk dan berdoa sesuai agama masing masing.
Sistem belajar seperti ini di rancang untuk pembentukan kharakter moral siswa dan membuat siswa mampu berkerja sama dengan teman temannya .
F. TESTIMONI TENTANG PERENCANAAN DAN PROSES OBSERVASI
Ada banyak kendala saat melakukan perencanaan untuk observasi, dimana untuk menemukan sekolah dan menyatukan waktu satu tim untuk membahas tugas kelompok ini.
Ini adalah testimoni dari tiap anggota dalam kelompok mengenai proses observasi ini.
Astri Youlanda Nainggolan 16-093
Kami mengadakan observasi pada Kamis,30 Maret 2017 di SDN Pembangunan di jalan Seipetani Medan. kami melalukan observasi dan mengamati pola tingkah laku anak SD yang kebetulan saya sendiri ditugaskan untuk mengobservasi kelas 1 bersama rekan saya Fourgareth. Kita tahu bahwa anak yang duduk di bangku kelas 1 merupakan lanjutan dari TK, artinya mereka masih terkesan ingin bermain seperti di TK. tidak heran ketika ruang kelas di desain mirip seperti ruang TK namun tidak sedetail ruang TK. penataan bangku di ruang kelas 1 ini pun dibuat perkelompok. ketika mewawancarai guru wali nya ia menjawab penataan bangku perkelompok dibuat untuk mempermudah guru mengamati. saya pun mendatangi setiap kelompok yang ada satu per satu, kemudian mengajak mereka berkomunikasi sambil mengecek tugas yang sedang diberikan oleh guru yang sedang mengajar. Mereka sangat antusias ketika saya menguji mereka atas tugas yang telah diberikan kepada mereka. mereka sangan aktif,ceria,dan menyenangkan. bahkan ada beberapa yang mengajak saya untuk sekedar melihat mereka menggambar. saya kemudian mengajak mereka berfoto untuk mengabadikan momen bersama mereka, mereka tidak canggung sama sekali, seperti kami sudah mengenal lama. mereka cukup terbuka dengan orang baru disekitar mereka. saya berpendapat bahwa semua anak itu menyenangkan ketika kita memberikan kasih sayang dan perhatian, mereka akan jauh menyayangi kita dan percaya kepada kita.
Kartika walupi 16-106
Kesulitan pertama bagi saya ialah berkomitmen penuh kepada tim observasi. Tim sangat pasif dalam memberikan inisiatif ide dan saran. Cendrung menunggu keputusan dari orang lain. Lalu mencari sekolah dan meminta izin kepada pihak sekolah. Proses membuat surat izin hingga pada hari h . tim terlambat saat akan melakukan proses observasi. Namun observasi di lakukan tepat waktu sesuai perjanjian dengan pihak sekolah. Dalam observasi tidak terlampau sulit karena kami hanya melihat bagaimana proses yang terjad. Kendalanya adalah pada saat menuangkan apa yang telah di lihat dan di pikir ke dalam bentuk sebuah laporan. Namun, bagi saya observasi ini memberikan saa banyak pandangan baru yang tentunya akan membuat saya menjadi individu yang jauh lebih baik lagi. Terima Kasih.
Fourgareth 16-114
Saat pengambilan data didalam kelas sedikit sulit untuk dilakukan karena anak-anak yang berada didalam kelas cenderung fokus kepada aktivitas yang sedang dilakukannya contohnya adalah bermain bersama temannya. Selain itu, ada juga anak-anak yang pendiam sehingga sulit untuk memulai pembicaraan.
Yuni adeline
Dari Observasi tersebut saya dapat lebih memahami bagaimana manajemen kelas yang baik. apalagi saat kami kesana, kami di sambut dengan baik oleh guru-guru maupun pengurus sekolah, kami mendapat antusiasme yang besar dari sebagian besar anak-anak di SD tsb.
kami memasuki beberapa kelas yang berbeda, seperti kelas plus/ kelas akselerasi, kelas 6, kelas 5 dan kelas 1 di SD tsb. hasil dari observasi yang kami lakukan juga beragam dari berbagai kelas, seperti contohnya pada anak kelas 1 murid-muridnya lebih ekspresif, mereka lebih antusias dan seakan-anak penasaran apa yang kami lakukan di kelas mereka.
dan mengenai Manejemen Kelas di SD tsb juga beragam. Di kelas 6 dan 5 guru lebih banyak memberi murid-muridnya tugas, guru menjelaskan pelajaran pada awal masuk dan setelah selesai menjelaskan guru akan memberi murid-muridnya Tugas, dan di kelas 1 guru lebih memberi kebebasan murid untuk berkreasi, dapat di lihat dari banyaknya karya-karya tangan murid di sekitar kelas.
Anak-anak di SD Persiapan Pembangunan Sei Petani ini juga memiliki antusiasme yang berbeda terhadap pengajaran guru, di kelas 6 dan 5, tampak sebagian besar serius mengikuti pelajaran dan penjelasan guru namun ada beberapa yang masih kurang memperhatikan guru mengajar, perhatian mereka juga sering kali kurang fokus karna ingin cepat keluar dari kelas, dan anak kelas 1 nya juga memiliki antusias yang berbeda, mereka tampak antusias ketika guru menerangkan sesuatu seperti mereka penasaran apa dan bagaimana hal itu terjadi.
dari Observasi ini saya mendapatkan pengalaman sendiri mengenai bagaimana anak-anak ini bersikap, serta bagaimana memanajemen kelas yang baik, bagaimana ekspresi si anak saat di berikan stimulasi-stimulasi ataupun cara pengajaran yang berbeda.
Dengan semua kendala dalam proses observasi ini dari perencana – pelaksanaan- hingga peyusunan laporan menjadi suatu proses belajar yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kami kedepannya. Dan tentunya kami tidak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses observasi ini dari perencanaan hingga selesai.
Ricky ripaldi
Menurut saya observasi dalam pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan ini sangat bagus, seru dan menarik. Mahasiwa dapat secara langsung mengamati apa yang telah dipelajarinya di kelas langsung ke lapangan. Saya merasa senang bisa langsung mengamati perilaku anak SD, pola menagemen kelas, metode belajar yang diterapkan, dan interaksi antara murid dan guru, yang sebelumnya saya hanya mengetahui hal tersebut sebatas teori saja. Namun setelah observasi saya jadi lebih paham akan hal-hal tersebut
Lasria Arga (16-112)
saat observasi saya melihat proses pembelajaran, dimana mereka sedang mengerjakan soal-soal dan suasana kelas yang kondusif karena mereka sibuk mengerjakan soal. saya juga berbincang-bincang dengan guru mata pelajaran saat itu. dia mengatakan bahwa apabila ada siswa yang tidak mengerjakan tugas, maka mereka akan di hukum dengan menghafalkan 30 kata bahasa Inggris. menurut beliau itu bermanfaat untuk menambah perbendaharaan kata pada anak.
Kevin hyzkia
Menurut saya observasi dengan tema “management kelas” untuk pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan ini sangat bagus, seru dan menarik. Mahasiwa dapat mengetahui bagaimana cara guru me-manage/menangani kelas agar kelas menjadi kondusif.. Saya merasa senang bisa langsung mengamati perilaku anak SD, pola managemen kelas, metode belajar yang diterapkan, dan interaksi antara murid dan guru, yang sebelumnya saya hanya mengetahui hal tersebut sebatas teori saja.
Pendekatan
Behavioral pada Pembelajaran
Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai
pengaruh permanen atas perilaku, pemgetahuan, dan keterampilan berpikir, yang
diperoleh melalui pengalaman. Pembelajaran melibatkan perilaku akademik dan
non-akademik. Pembelajaran berlangsung di sekolah dan di mana saja di seputar
dunia anak.
Pendekatan Untuk pembelajaran
Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan
bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan
dengan proses mental (pikiran, perasaan, dan motif yang tak dapat diobservasi
oleh orang lain).
1.
Pengkondisian klasik, adalah tipe pembelajaran dimana
suatu organisasi belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Tokoh dalam pengkondisian klasik ini adalah
Ivan Pavlov. Untuk memahami teori pengkondisian klasik Pavlov, kita harus
memahami dua tipe stimuli dan dua tipe respons yaitu; Unconditioned Stimulus
(US) Adalah sebuah stimulus
yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran terlebih
dahulu. Unconditioned Response (UR) Adalah response yang tidak dipelajari yang
secara otomatis dihasilkan oleh US. Conditioned Stimulus (CS) Adalah stimulus yang sebelumnya netral yang
akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan dengan US. Conditioned Response (CR) Adalah response yang dipelajari, yakni
response terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi
pasangan US-CS. Pengkondisian klasik
dapat berupa pengalaman negative dan positif dalam diri anak di kelas. Di
antara hal-hal disekolah anak yang menghasilkan kesenangan karena telah
dikondisikan secara klasik adalah lagu favorit, perasaan bahwa kelas adalah
tempat yang aman dan menyenangkan, dan kehangatan dan perhatian guru.
Generalisasi,
Diskriminasi, dan Pelayan
Generalisasi dalam
pengkondisian klasik adalah tendensi dari stimulus baru yang sama dengan conditioned
stimulusyang asli untuk menghasilkan respons yang sama. Contohnya, murid
dimarahi karena ujian biologinya buruk,. Saat murid itu mulai bersiap untuk
ujian kimia, dia juga menjadi gugup karena dua mata pelajaran itu saling
berkaitan. Jadi, murid itu menggeneralisasikan satu ujian mata pelajaran dengan
mata pelajaran lainnya.
Diskriminasi dalam
pengkondisian klasik terjadi ketika organism merespons stimulu tertentu tetapi
tidak merespons stimuli lainnya. Contohnya, murid yang mengikuti ujian di
kelas, dia begitu gugup saat menempuh ujian pelajaran bahasa inggris atau
sejarah karena dua mata pelajaran itu jauh berbeda dengan pelajaran kimia dan
biologi.
Pelenyapa (extinction) dalam
pengkondisian klasik adalah pelemahan conditioned response (CR) karena tidak
adanya unconditioned stimulus (US).
Desensitisasi
Sistematis
Desensitasi Sistematis
(systematic desensitization) adalah sebuah metode yang didasarkan pada
pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dengan cara
membuat inddividu mengasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang
menimbulkan kecemasan. Tujuan dari desensitasi sistematis adalah membuat murid
tersebut mengasosiasikan bicara di depan public dengan relaksasi, bukan
kecemasan. Dengan menggunakan visualisasi yang berkali-kali, murid yang gugup
saat akan berbicara di depan orang banyak, bisa melatih desensitasi sistematis
selama dua minggu sebelum bicara, kemudian seminggu sebelum bicara, lalu empat
hari sebelum bicara, pagi hari sebelum maju bicara, saat masuk ke ruang tempat
dia akan berbicara di depan punlik, saat berjalan ke podium, dan saat
berbicara.
2.
Pengkondisian Operan
Pengkondisian
Operan adalah sebuah bentuk pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari
perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. Pengkondisian
operan juga dinamakan “Pengkondisian Instrumental”.Tokoh utama dalam
pengkondisian operan adalah B.F. Skinner, yang pandangannya didasarkan pada
pandangan E.L Thorndike.
Hukum Efek Thorndike
Hukum efek (law
effect) Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil
positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negative akan di
perlemah. Menurut Thorndike, asosiasi S-R yang tepat akan diperkuat, dan
asosiasi yang tidak tepat akan diperlemah, karena konsekuensi dari tindakan
organisme.
Pengkondisian Operan
Skinner
Pengkondisian operan
Skinner, dimana konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas perilaku itu akan terjadi, merupakan inti dari behaviorisme
Skinner. Konsekuensi-imnalan atau hukuman-bersifat sementara (kontingen) pada
perilaku organisme.
Penguatan dan hukuman
· Penguatan
(imbalan) (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas
bahwa suatu perilaku akan terjadi.
- Penguatan
positif : frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus
yang mendukung (rewarding)
- Penguatan
negatif : frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan)
· Hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan adalah cabang
ilmu psikologi yang mnegkhususkna diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikna.
Latar Belakang
Historis
Ada tiga printis terkemuka yang muncul di Awal sejarah psikologi
pendidikan sebelum abad ke-20:
1. William James. James mengatakan bahwa
eksperimen di laboratorium sering kali tidak bias menjelaskna kepada kita
bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia menegaskan pentingnya
mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu
pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang
sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan
tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
2. Jhon Dewey. Pertama, dari Dewey kita
mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learner).
Sebelum Dewey mengemukakan pandangan ini, ada keyakinan bahwa anak-anak
mestinya duduk diam di kursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan
sopan. Sebaliknya, Dewey percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik
juka mereka aktif. Kedua, ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan pada anak
secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Anak-anak seharusnya tidak hanya mendapat pelajaran akademik
saja, tetapi juga harus diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan
dunia luar sekolah. Anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah
secara reflektif. Ketiga, semua anak-anak berhak mendapat pendidikan yang
selayaknya.
3. E. L. Thorndike. Thorndike berpendapat
bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah
menanamkan keahlian penalaran anak.Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi
pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.
Diversitas dan Psikologi Pendidikan Awal
Sebelum adanya perubahan
undang-undang dan kebijakan hak-hak sipil pada tahun 1960-an, hanya ada
segelintir tokoh non-kulit putih yang berhasil mendapatkangelar dan bias
menembus rintangan diskriminasi rasial untuk melakukan riset di bidang ini. Dua
tokoh Amerika keturuna Afrika (Afrika-Amerika) yang menonjol di bidang
psikologi adalah Mamie dan Kenneth Clark, yang melakukan riset tentang
identitas dan konsep diri anak. Pada 1971, Kenneth Clark menjadi orang
Afrika-Amerika pertama yang menjadi presiden American Psychological
Association. Pada 1932, seorang psikolog dari Negara latin, George Sanchez
melakukan riset yang menunjukkan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah
dibiaskan dan merugikan anak-anak minoritas.
Seperti minoritas etnis lainnya,
perempuan juga menghadapi rintangan untuk mendapat pendidikan yang lebih tinggi
dan karenanya mereka lambat dalam mendapatkan pengakuan atas kontribusi mereka
terhadap riset psikologis
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
Hal ini
membutuhkan dua hal utama; (1) pengetahuan dan keahlian professional, dan (2)
komitmen dan motivasi
Pengetahuan dan Keahlian Profesional
·
Penguasaan
materi pembelajaran. Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan
memahami materi.
·
Strategi pengajaran.
Prinsip konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan yang menekankan
agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan
dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivis, guru bukan sekadar memberi
informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus mendorong anak untuk
mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir
secara kritis.
·
Penetapan
tujuan dan keahlian perencanaan instruksional. Guru yang efektif tidak
sekadar mengajar di kelas, entah itu ia menggunakan perspektif tradisional atau
konstruktivis.mereka juga harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun
rencana untuk mencapai tujuan itu.
·
Keahlian manajemen
kelas. Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu
menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru
yang efektif membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
·
Keahlian motivasional.
Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau
belajar. Guru yang efektif tahu bahwa
murid akan termotivasi saat mereka bias memilih sesuatu yang sesuai dengan
minatnya.
·
Keahlian komunikasi.
Yang juga amat diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara,
mendengar, dan mengatasi hambatan komunikasi verbal, mamahami komunikasi non
verbal dari murid, dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif. Guru yang
efektif juga bekerja untuk meningkatkan keahlian komunikasi pada murid.
·
Bekerja secara
efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang berlainan. Di dunia
yang saling berhubungan secara kultural ini, guru yang efektif harus mengetahui
dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitive
terhadap kebutuhan mereka. Guru yang efektif harus mendorong murid untuk
menjalin hubungan positif dengan murid yang berbeda.
·
Keahlian teknologi.
Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid. Guru yang
efektif tahu cara menggunakan computer dan cara mengajar murid untuk
menggunakan computer untuk menulis dan berkreasi.
Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif
juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan
perhatian kepada murid. Komitmen dan motivasi dapat membantu guru yang efektif
untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar. Guru yang
efektif juga punya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan
membiarkan emosi negative melunturkanmotivasi mereka.
Semakin
baik Anda menjadi guru, semakin erharga pekerjaan anda. Dan jika Anda semakin
dihormati dan sukses di mata murid, maka Anda akan merasa semakin bertambah
komitmen Anda.
Psikologi dan Tahap Perkembangan Pendidikan
· Terjadi
pada usia 2 – 6 tahun
· Masa
Negativis (Trotzalter), yaitu masa dimana anak-anak suka membangkang, adanya
penentangan yang terjadi karena anak-anak yang merasa bahwa dirinya sudah bisa
melakukan segala hal dengan sendiri.
· Masa
bermain. Macam – macam masa bermain ini yaitu :
a) Unoccupied
behavior
b) Onlooker
behavior
c) Salitary
dependent play
d) Parallel
play
e) Associative
play
f) Cooperative
play
· Masa
eksplorasi, yaitu masa dimana rasa ingin tahu anak-anak meningkat untuk
menyelidiki tentang lingkungan sekitarnya
· Masa
meniru. Anak-anak cenderung akan meniru hal-hal yang terjadi di lingkungan
sekitarnya tanpa mengeti arti dari perilaku yang mereka tiru.
Tahap perkembangan
kognitif pada masa anak-anak awal menurut Piaget yaitu tahap Praoperasional,
dengan ciri-ciri :
Ø Belajar menggunakan bahasa
Ø Cara berpikit yang bersifat egosentris
Tingkat perkembangan moral pada masa anak-anak awal menurut Kohlberg
yaitu Prakonvensional :
Ø Tahap 1 : Orientasi hukuman
Ø Tahap 2 : Orientasi ganjaran
II. Masa
kanak – kanak akhir
· Terjadi
sejak umur 6 tahun sampai tahap matang secara seksual.
· Adanya
pengaruh dari teman sebaya yang mulai dominan.
· 1-2
tahun terakhir merupakan masa pra pubertas.
Tahap perkembangan
kognitif pada masa kanak-kanak akhir adalah tahap operasional dengan ciri-ciri
:
Ø Mampu berpikir logis tentang suatu objek dan dan suatu kejadian
Ø Mampu mengklasifikasikan objek
Ø Menguasi konversi jumlah dan berat
Tingkat perkembangan
moral pada masa kanak-kanak akhir adalah Konvensional :
Ø Tahap 3 : Orientasi pada “Good boy / girl “
Ø Tahap 4 : Orientasi otoritas
· Tahap
perkembangan menurut Erikson adalah Tahap Industry vs Inferiority. Inisiatif
yang ada dalam diri anak apat membut mereka berhubungan dengan hal-hal baru.
Selain itu pada tahap ini rasa perasaan rendah diri akan muncul oleh karena itu
pada tahap ini anak harus dilatih untuk lebih berani
III. Masa
remaja ( Adolescence )
· Masa
remaja dimulai dari usia 11 atau 12 tahun sampai 18 atau 24 tahun
· Perkembangan
fisik yang terjadi pada remaja adalah perubahan yang mengarah kepada bentuk
badan orang dewasa
· Perkembangan
seksual pada remaja yaitu mulai aktifnya hormon-hormon seksual : Menarche
dan Polutio
· Mulai
tertarik kepada lawan jenis (perkembangan heteroseksual)
· Pola
pikir cenderung egosentris
Perkembangan kognitif
pada masa remaja yaitu Tahap Operasional, dengan ciri-ciri :
Ø Mampu berpikir logis mengenai sesuatu yang abstrak
Ø Menaruh perhatian tentang masa depan
Ø Mampu membentuk konsep ideologis dan membuat hipotesis
Perkembangan identitas
diri pada remaja : Identity vs Role confusion.
Ø Pada tahap ini muncul pertanyaan mengenai siapa diri remaja
tersebut.
Ø Munculnya rasa ingin diakui
Ø Cenderung mencba dan meniru “idola” nya.
Perkembangan moral pada remaja :
Ø Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial
Ø Tahap 6 : Orientasi asas etis
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.